السلام عليکم

Khamis, 28 Januari 2010

FREE PALESTINE


JANGAN PANDANG KULIT


SENYUMLAH


10 WASIAT ALLAH UNTUK MANUSIA

Oleh: Ustadz Samson Rahman

Dalam surat al-An'aam terdapat tiga ayat yang secara rinci dan gamblang mengurai tentang sepuluh hal yang merupakan wasiat yang menjadi titik temu dan titik kesepakatan semua syariah samawiyah dan diserukan oleh semua agama monotheis, karena dia menjadi jaminan akan kebahagiaan ummat manusia. Ayat itu adalah :

قل تعالوا أتل ما حرم ربكم عليكم ألا تشركوا به شيئا وبالوالدين إحسانا ولا تقتلوا أولادكم من إملاق نحن نرزقكم وإياهم ولا تقربوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن ولا تقتلوا النفس التي حرم الله إلا بالحق ذلكم وصاكم به لعلكم تعقلون. ولا تقربوا مال اليتيم إلا بالتي هي أحسن حتى يبلغ أشده وأوفوا الكيل والميزان بالقسط لا نكلف نفسا إلا وسعها وإذا قلتم فاعدلوا ولو كان ذا قربى وبعهد الله أوفوا ذلكم وصاكم به لعلكم تذكرون. وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون.

Artinya : Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa (Al-An'aam : 151-153).

Inilah sepuluh wasiat tersebut :

Pertama : Larangan untuk menyekutukan Allah.

Allah Sang Mahatunggal sangat murka jika Dia disekutukan dengan siapapun dan dengan apapun. Dia Yang Mahaesa tidak mau disekutukan karena penyekutuan akan menggambarkan bahwa Dia tidak memiliki kemutlakan. Artinya bahwa Allah masih bisa berbagi dalam kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Dengan penyekutuan itu berarti merendahkan ketinggian Allah, menghinakan kemuliaan Allah, membatasi kekuasaan-Nya, melecehkan keagungan-Nya, menjatuhkan kebesaran-Nya.

Penyekutuan Allah dengan apapun adalah sebuah tindakan yang menciderai nama-nama Allah yang indah yang di dalamnya terkandungan kemahatunggalan Allah dalam semua tindakan-Nya. Semua Rasul menyerukan agar manusia mentauhidkan Allah dan mereka melarang semua ummatnya untuk menyekutukan-Nya. Sebab Allah masih bisa toleran terhadap dosa-dosa lain yang dilakukan hamba-Nya, sehingga Dia masih membuka pintu tobat selebar-lebarnya kecuali syirik. Syirik tidak ada ampunan, karena ia adalah refleksi merendahkan ketuhanan-Nya.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (An-Nisaa' : 48).

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (An-Nisaa : 116)

Bahkan jaminan luar biasa diberikan kepada orang yang tidak menyekutukan Allah bahwa dia akan masuk surga walaupun menanggung dosa-dosa. Dalam Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar disebutkan :

: "أتاني جبريل فبشرني أنه من مات لا يشرك بالله شيئًا من أمتك، دخل الجنة. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق، وإن شرب الخمر"

Jibril datang menemuiku dengan memberi kabar gembira bahwa sesungguhnya barang siapa yang meninggal dari ummatmu dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah, maka dia akan masuk surga! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dia berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dia berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Walaupun dia minum minuman keras!

Maka janganlah pernah kita menyekutukan Allah dengan apapun dan dengan resiko apapun. Walaupun kita harus dibunuh, dipukul, dianiaya, diputus hubungan diboikot dan, dikucilkan dan semacamnya. Tauhid adalah pilihan pasti dan bagi seorang yang beriman kepada Allah.

Lukman al-Hakim pernah mewanti-wanti anaknya tentang masalah fundamental ini yang dikenal dengan wasiat Lukman. Dimana dengan indah dikisahkan dalam Al-quran sebagai berikut :

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar" (Lukman : 13).

Kedua : Berbuat baik kepada kedua orang tua.

Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban relijius dan asasi dalam kehidupan setiap manusia. Semua agama samawi memberikan penekanan yang sangat tegas terhadap masalah ini. Sang Nabi Agung Muhammad Saw mengatakan kepada kita bahwa sesungguhnya keridhaan kedua orang tua akan berdampak menjadikan Allah ridha dan kemurkaan keduanya akan membuat Allah murka. Lukman al-Hakim tokoh besar yang senantiasa dikaitkan dengan wasiatnya yang sangat mengagumkan juga tidak lupa mewanti-wanti akan perlunya berbuat baik kepada kedua orang tua.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Luqman : 14).

Ketiga : Allah melarang keras membunuh anak-anak kita.

Dengan alasan karena khawatir dengan anak banyak maka kemiskinan akan mengiringi kita. Dengan anak banyak maka kesusahan akan menimpa kita, dengan anak banyak maka kesulitan akan mengepung kita. Orang-orang yang membunuh anak-anaknya itu telah membangun ketakutan dalam dirinya, merancang kecemasan dalam diri mereka sendiri. Sehingga benih-benih pikiran pesimistik ini membuat mereka mati langkah dan sekaligus membunuh daya kreativitas mencari jalan terbaik bagi kehidupan anak-anak mereka ke depan.

Mereka membangun jalan buntu di lorong-lorong pikirannya sebelum jalan buntu itu betul-betul menjadi realita.Ketakutan mencekam mereka dan kehidupan pasti tidak akan memihak pada mereka. Mereka kehilangan satu kata kunci bahwa sesungguhnya yang mengatur harta itu adalah Allah semata. Dialah Ar-Razzaq, Al-Ghani, Al-Mughni, Al-Baasith yang tangan-Nya tidak pernah berhenti memberi.

Keempat : Allah melarang kita semua itu melakukan tindakan-tindakan keji baik yang lahir dan tampak maupun yang bathin tersembunyi.

Yang lahir adalah perbuatan yang dilakukan dengan terang-terangan dimana pelakunya tidak takut lagi mendapatkan cela, sementara yang bathin adalah perbuatan yang dilakukan secara sembunyi dan pelakunya khawatir mendapatkan celaan dari orang-orang yang melihatnya. Seperti perzinahan, perselingkuhan, korupsi dan lainnya.

Kelima : Larangan membunuh manusia tanpa alasan yang diperkenankan oleh agama.

Tidak ada alasan apapun membunuh orang lain kecuali dengan tiga alasan yang Rasulullah sebutkan :

"لا يحل دم امرئ مسلم يشهد أن لا إله إلا الله، وأني رسول الله إلا بإحدى ثلاث: الثيب الزاني، والنفس بالنفس، والتارك لدينه المفارق للجماعة"

Tidaklah halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku sebagai utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga alasan berikut : Seorang duda yang berzina, karena membunuh orang lain dan orang yang meninggalkan agama ini dan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin (HR. Bukhari- Muslim).

Terorisme dengan membunuh sesama muslim atau juga non-muslim yang tidak berdosa termasuk yang Allah larang.

Keenam : Tidak boleh makan harta anak yatim dengan cara menkonsumsi harta anak yatim itu hingga tidak tersisa.

Tugas orang yang mendapat titipan anak yatim yang belum sampai usia matang adalah menjaganya sebaik-baiknya, kalau mungkin mengembangkannya sehingga harta mereka bertambah tatkala berada di tangan kita. Kemudian kita serahkan manakala usia anak itu telah sampai pada usia matang. Dan kita lepas dari tanggung jawab.

Ketujuh : Sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil.

Sebuah wasiat social yang menjamin akan terlahirnya sebuah stabilitas sosial dan menebarnya sikap dan sifat adil di tengah-tengah masyarakat. Wasiat ini sangat perlu diungkap karena kebanyakan manusia cenderung untuk melakukan kecurangan-kecurangan apalagi dalam masalah takaran dan timbangan. Kerusakan ummat-ummat terdahulu juga berkisar pada tipu menipu dalam takaran ini, sebagaimana dilakukan oleh kaum Nabi Syu'aib.

Kedelapan : Oleh sebab itulah Allah melanjutkan dengan menekankan agar setiap kita senantiasa berkata jujur dan apa adanya jangan ada dusta yang disenganya, jangan ada kebohongan sistimatis yang dibangun, jangan ada culas yang dijustifikasi.

Baik Karena alasan budaya, kultur, tradisi, politik, apalagi dengan berdusta atas nama agama. Kejujuran adalah sebuah barang mahal yang hendaknya senantiasa ditebus dengan rasa dan dibeli dengan jiwa. Tidak banyak yang mampu melakukan kejujuran itu, tidak banyak orang yang memperjuangkannya, tidak banyak orang yang berminat menyebarkannya. Padahal bagi seorang beriman tak ada pilihan lain kecuali jujur saat bicara, jujur saat bersaksi, jujur kala berttansaksi, jujur kala berjanji. Jujur menjadi mahkota yang senantiasa menempel di kepala seorang mukmin.

Kesembilan : Janji adalah hutang yang senantiasa harus kita penuhi.

Janji adalah ikatan yang senantiasa harus kita jaga dan junjung tinggi. Jangan sampai kita yang berjanji kita pula yang mengingkari. Jangan sampai kita yang berjanji, kita pula yang memungkiri.

Kesepuluh : Ikutilah jalan Allah yang lurus dan jangan mengikuti jalan lain selain jalan Allah.

Jalan Islam, jalan kebenaran yang mengantarkan manusia pada kedamaian. Jalan yang mengantarkan manusia pada kekokohan dan kekukuhan. Jangan yang senantiasa terang karena senantiasa bertaburan cahaya, bermandikan nur yang memancar dari keimanan yang kuat, ibadah yang lurus dan ihsan yang terus menanjak.

Semoga kita mampu 10 wasiat Allah ini dengan sebaik-baiknya agar kita kembali kepada Allah dengan penuh suka cita. Amien.


..bertahajudlah.blogspot.com

Selasa, 26 Januari 2010

HIDUP ABADI

.. HIDUP YANG ABADI CUMA ADA 2 TEMPAT ...

1. Kekal di dalam Neraka.
2. kekal di dalam Syurga.

Ingatlah kecelakaan neraka itu amat mengerikan dan kita hanya diyakinkan oleh keyakinan kita kepada rukun IMAN.
Rukun IMAN pula ada 6,
dan
hilang salah satu darinya maka hilanglah ia.

Kelazatan dan kesejahteraan syuga itu amat HEBAT.
Tidak terduga oleh fikiran kita dan untuk mendapatkannya terjemahkan rukun ISLAM yang lima itu dan puncaknya adalah...
SOLAT...
Amat sukar untuk dipercayai bagi yang ingin ke syuga tetapi tidak bersolat, umpama seorang yang mahu menaiki kapalterbang tetapi tidak mempunyai BOARDING PASS.

Dan mereka yang melalaikan SOLAT, umpama mengepos sepucuk surat tanpa melekatkan setem,
apabila ditanya bagaimana surat itu akan sampai kepada penerimanya...
lalu dia pun berkata,
setemnya akan dihantar kemudian.
Ada 2 kemungkinan dalam kes ini...
mungkin di denda...
mungkin suratnya masuk tong..... sampah....

MEMBAZIR ITU PENYESALAN

MEMBAZIR ITU PENYESALAN.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan ada 9 pembaziran yang sering dilakukan manusia iaitu:

Ilmu Pengetahuan
-Membazir jika tidak diamalkan untuk kebaikan.

Amalan
-Membazir jika dilakukan tidak dengan hati yang ikhlas.

Kekayan
-Membazir jika dibelanjakan pada perkara yang tidak bermanfaat dan tidak diredhai Allah.

Hati
-Membazir jika kosong daripada kasih kepada Allah.

Tubuh badan
-Membazir jika tidak digunakan untuk beribadah kepada Allah.

Cinta
-Membazir jika dicurahkan kepada selain Allah atau melebihi cinta kepadaNya.

Masa
-Membazir jika tidak diuruskan sebaiknya.

Akal
-Membazir jika tidak memikirkan sesuatu yang bermakna kepada agama.

Zikir
-Membazir jika tidak memberi kesan kepada hati.

SIRI TAQWA YANG TEGUH

... Siri Taqwa yang teguh ...

1. Ingat dua perkara.

Pertama:
Kebaikan, jasa dan budi orang kepada kita perlu diingat selalu dan sekiranya berpeluang, maka eloklah disebut-sebut dan dibalas walaupun balasan itu tidak setimpal dengan jasa dan budi orang itu kepada kita.
Paling penting, perlu diingatkan dan mensyukuri nikmat dan limpah kurnia rahmat Allah SWT kepada kita yang tidak terhingga banyaknya.
Firman Allah SWT (maksudnya) : "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (sebagai tanda bersyukur)" Adh Dhuha:11.

Kedua:
Kesalahan kita kepada orang lain hendaklah sentiasa kita ingat dan minta maaf daripadanya.
Paling penting, perlu ingat dosa-dosa dan derhaka kita kepada Allah SWT. Iringi ingatan dosa itu dengan bertaubat, kekalkan rasa berdosa supaya kita terhindar dari terbuat dosa-dosa yang lain dan sentisa takut dan berharap mohon agar diampuni Allah SWT.

2. Lupa Dua Perkara

Pertama:
Lupakan segala budi, jasa dan kebaikan kita kepada prang lain.
Jangan diungkit dan dikenang-kenang. Kembalikan segala kebaikan kita buat kepada Allah SWT. Rasakan seolah-olah kita tak pernah berbuat baik dan beramal baik, supaya kita akan terus untuk berbuat kebaikan. Semoga hati kita tidak dilintasi oleh rasa ujub, sum'ah atau riak atau rasa diri baik dan mulia.

Kedua:
Lupakan kejahatan orang kepada kita. Anggaplah seolah-olah tiada siapa bersalah kepada kita, supaya tak tercetus rasa marah dan dendam. Lupaka segala kesulitan, kesusahan, ujian, musibah, sakit, kematian, kegagalan dan sebaginya supaya tidak tercetus dihati perasaan tidak sabar dan tidak redha dengan ketentuan Allah SWT.

3. Menyukai apa yang Allah suka.

Kesukaan kita selari dengan kesukaan Allah SWT. Amalan dan perbuatan yang menurut apa disukai Allah SWT. Bukan soal amalan itu kecil atau besar, fardhu, wajib atau sunat tetapi asalkan Allah suka, kita pun suka dan akan membuatnya. Ia bukan soal mendapat pahala atau fadhilat, ia lebih kepada hasrat menyatakan dan membuktikan cinta dan kehambaan kita kepada Tuhan.

4. Membenci apa yang Allah benci.

Kebencian kita selari dengan kebencian Allah SWT. Kita tinggalkan segala amalan perbuatan menurut apa yang dibenci Allah SWT. Allah SWT benci, kita pun benci. Nafsu sering mendorong untuk buat apa yang Allah benci kerana nafsu suka kepada apa yang Allah benci dan benci apa yang Allah suka.

Tetapi Fitrah tetap kuat dan teguh. Fitrah yang suci murni itu, wataknya berlawanan dengan dengan watak nafsu. Ia suka kepada apa yang Allah suka dan benci kepada apa yang Allah benci. Nafsu tidak dapat mengalahkannya (fitrah) kerana rasa bertuhan dan rasa kehambaannya yang mendalam.

MENDIDIK DIRI

... Mendidik diri, anak @ anak-anak,
... dengan cara penampilan dan perkara yang harus di amalkan.

1.. Biasakan menyebut nama Allah ketika mulai makan dan minum, serta bersyukur kepada Allah ketika selesai makan.

2.. Jangan biarkan makan terburu-buru, biasakan mengunyah makan dengan baik.

3.. Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

4.. Biasakan makan dengan wajar dan elakkan jauhkan daripada sifat rakus.

5.. Biasakan makan makanan didepan dan paling hampir.

6.. Biasakan diri dan anak membuang hingus dengan tangan kiri, begitu juga dengan membuang kotoran, biasakan menggunkan tangan kiri.

7.. Jangan biarkan dan biasakan menghisap jari dan menggigit kuku.

8.. Biasakan memberi dan menerima makanan dan barangan dengan tangan kanan.

9.. Jangan biasakan memakai baju dan seluar pendek.

10.. Jangan biasakan tidur tertiarap.

11.. Biasakan makan roti kering, tanpa kuah sehingga tidak menganggap kuah itu sebagi satu keharusan.

12.. Biasakan memberus gigi ketika bangun tidur, selepas makan dan diwaktu hendak tidur.

13.. Biasakan mengucap dua kalimah Syahadah dan mengulangnya setiap hari.

14.. Biasakan membaca Alhamdulillah setiap kali lepas bersin.

15.. Menutup mulut dengan cara betul tiap kali menguap.

16.. Biasakan berterima kasih di atas kebaikan orang lain.

17.. Biasakan diri dan anak-anak berjalan dijalan yang disediakan dan bukan ditempat yang boleh membahayakan.

18.. Jangan melempar kotoran dijalan, biasakan menyingkirkan gangguan seperti duri, batu, kaca dan sebagainya.

19.. Mengucap dan menjawab salam dengan sopan.

20.. Hormati milik orang lain.

21.. Jangan bertengkar di depan anak-anak supaya tidak hilang wibawa terhadapa mereka.

22.. Biasakan diam ketika azan, menjawab azan dengan baik, berselawat atas nabi dan berdoa memohon wasilah.

Wallahu'alam

FADHILAT BERSEDEKAH

... Fadhilat bersedakah ...

Ulama berkata : Sedekah itu 10 kepujian - lima di dunia dan lima di akhirat.

Lima di dunia:
1. Mencucikan hartanya
2. mencucikan badannya
3. menolak daripada penyakit
4. menggembirakan orang miskin dan menggembirakan orang mukmin adalah semulia-mulia amal
5. berkat hartanya dan diluaskan Allah rezekeinya

Lima di akhirat:
1. dinaungkan Allah orang yang bersedekah di hari qiamat ketika sangat panas
2. ringan nisabnya
3. berat timbangan (amalan) di akhirat
4. muda melalui titian siratulmustaqim
5. bertambah darjatnya di dalam syurga

Khamis, 21 Januari 2010

SIFAT MAHMUDAH

...SIFAT SIFAT MAHMUDAH...

.. Taubat (Bersihkan hati)

.. Khauf
(takut kepada Allah)

.. Zuhud
(menggunkan nikmat dunia sekadar yang perlu)

.. Syukur
(memuji setiap nikmat daripada Allah)

.. Ikhlas
(setiap perbuatan diniatkan untuk keredhaan Allah)

.. Tawakal
(menyerah diri sepenuhnya kepada Allah)

.. Muhabbah
(sentiasa ingat kepada Allah)

.. Redha
(tenang hati terhadap apa yang datang dari Allah)

.. Zikrulmaut
(sentiasa ingat mati dan perlengkapkan diri untuknya)

HADIAH TERBAIK..

... Hadiah terbaik untuk :

Teman = setia kawan
Musuh = maaf
Anak = teladan baik
Orang tua = bakti dan terima kasih
Pasangan = cinta dan kesetiaan

HUKUM MENGUCAP SELAMAT KEPADA PERAYAAN AGAMA LAIN

HUKUM MENGUCAP SELAMAT KEPADA PERAYAAN AGAMA LAIN

Soalan:

Assalamualaikum Ustaz,

Saya pernah terbaca bahawa haram bagi orang Muslim mengucapkan 'selamat menyambut' hari perayaan kepada orang kafir sempena perayaan mereka seperti 'Selamat Menyambut Hari Depavali' atau ' Selamat Menyambut Hari Krismas' kerana seolah-olah kita mendoakan mereka selamat dengan kekufuran mereka. Bagaimana jika hanya menyebut 'Happy Deepavali' atau 'Merry Christmas' kerana pada saya ianya bukan doa untuk mereka tetapi hanyalah ucapan.

Jawapan :

Waalaikumussalam

Kita tidak diharuskan bersama-sama mereka menyambut perayaan mereka sebagaimana kita menyambut hari raya kita. Adapun sekadar memberi ucapan selamat atau menziarahi mereka di rumah -bukan di kuil atau dalam majlis khusus yang diadakan sempena perayaan mereka- insya Allah harus. Memberi ucapan selamat tidak semestinya kita mendoakan selamat untuk agama mereka atau untuk kekufuran mereka. Kita boleh niatkan doa untuk mereka "agar mereka diselamatkan Allah dari kesesatan mereka dan masuk Islam". Ada riwayat menceritakan; seorang Majusi memberi salam kepada Ibnu Abbas r.a. (seorang sahabat Nabi); "Assalamu 'alaikum". Lalu Ibnu 'Abbas menjawab; "Wa alaikumussalam Wa Rahmatullah". Maka sahabat-sahabatnya (yang ada bersamanya) berkata kepadanya; adakah kamu mendoakan rahmat Allah untuknya. Ibnu 'Abbas menjawab; "Tidakkah dia hidup sekarang ini dengan rahmat Allah". Maksud Ibnu 'Abbas; rahmat Allah tidak semestinya bermaksud rahmat di akhirat (yang khusus untuk orang beriman), ia juga bermaksud rahmat di dunia yang dianugerah Allah bukan sahaja untuk orang Islam, tetapi juga untuk orang kafir.
Di dalam al-Quran, Allah hanya melarang kita untuk berbaik-baik dengan orang kafir yang memusuhi Islam dan umat Islam. Adapun orang kafir yang menghormati Islam dan umat Islam, Allah tidak menegah kita untuk berbaik-baik dengan mereka. Dari kebaikan kita itulah akan menjadi contoh kepada mereka dan menjadi pendorong kepada mereka untuk menerima Islam, Insya Allah. Perhatikan firman Allah (bermaksud);
“Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang (kafir) yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengusir kamu dari kampung halaman kamu. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang yang memerangi kamu kerana agama (kamu), dan mengusir kamu dari kampung halaman kamu, serta membantu (orang lain) untuk mengusir kamu. dan (ingatlah), sesiapa yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (al-Mumtahanah, ayat 8-9)
Wallahu a'lam.

Posted by USTAZ AHMAD ADNAN FADZIL

QUNUT....

Solat Subuh bersama imam yang tidak membaca qunut, solat tetap sah. Tidak perlu mufarakah daripada imam dan tidak bersolat berjamaah disebabkan imam tidak membaca qunut.Solat berjamaah lebih besar pahala daripada solat bersendirian.
Terdapat perselisihan pendapat antara ulama berkenaan membaca qunut dalam solat subuh. Imam Malik berpendapat qunut dalam solat subuh sebagai mustahabb ( sunat yang digalakkan). Imam al-Syafie mengatakan ia sunat dan Imam Abu Hanifah mengatakan tidak harus membaca qunut dalam solat Subuh. Semua pendapat mempunyai alasan berdasarkan Sunnah Nabi SAW.
Dengan itu tidak timbul siapa yang salah kerana ia perkara cabang dalam fikah semata-mata. Bagi Mazhab Syafie, qunut solat Subuh termasuk dalam perkara sunat ab'adh iaitu perkara sunat yang dilakukan dalam solat bagi kesempurnaan solat. Apabila tertinggal atau terlupa melakukan sunat ab'adh, digalakkan melakukan sujud sajwi. Alasannya melakukan sujud sahwi adalah agar ia dapat menyempurnakan perkara sunat yang tertinggal. Jika tidak melakukan sujud sahwi, solat tetap sah dan tidak menjejaskan sahnya solat subuh tersebut.

Rabu, 20 Januari 2010

AL-QURAN MENGANDUNGI PETUNJUK SAINTIFIK

Al-Quran mengandungi petunjuk saintifik


Al-Quran terkandung hudan atau petunjuk yang memberi pedoman kepada manusia mengenai sesuatu yang nyata dan sesuatu yang ghaib. Mukjizat yang disampaikan oleh Allah kepada manusia menerusi Rasul-Nya terkandung hikmah yang amat besar untuk direnung dan difikirkan. Konsep ulul albab seperti yang dianjurkan oleh al-Quran membina jiwa tadabbur iaitu berfikir, mengamati dan memerhati supaya lahir kecenderungan mengkaji dan menyelidik.

Setiap surah dalam al-Quran terkandung maksud dan setiap ayat yang mengisinya terkandung makna. Ayat- ayat Allah ini adalah sesuatu yang hidup dan menghidupkan. Alam ini dan kehidupan yang diciptakan adalah gambaran ayat-ayat Allah yang mempunyai makna yang luas. Perjalanan alam dan sumber-sumber alamiah disebut dalam banyak ayat supaya proses silih gantian, keteraturan dan ketertiban membimbing manusia berfikir tentang kebesaran suatu kuasa iaitu Allah s.w.t.

Terciptanya bumi dengan limpahan rahmah dan nikmat yang banyak adalah gambaran Kekuasaan Yang Maha Mencipta untuk kesejahteraan manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Al-Quran terkandung kisah-kisah manusia terdahulu dengan ragam kerenah yang pelbagai untuk menjadi iktibar manusia.

Apa yang berlaku pada Nabi Adam, perjuangan Nabi Nuh menyebarkan risalah tauhid, Nabi Musa dengan Firaun, Nabi Lut dengan kaumnya yang ingkar, Nabi Isa yang mengajak manusia kepada kebenaran tauhid, Nabi Yusof dengan fitnah dan keupayaan perancangan ekonominya adalah sebahagian gambaran manusia dan kerenah zamannya.

Ia berlaku pada masa yang lalu, berulang pada masa kini dan bakal berulang semula pada masa akan datang sekiranya manusia tidak menjadikannya ibrah atau teladan yang perlu diikuti.

Al-Quran juga terkandung prinsip dan ajaran, peringatan dan khabar gembira, pernyataan dan simbol-simbol dan yang amat penting ialah mengajak manusia berfikir tidak saja dalam batas alam nyata tetapi juga cuba memahami kewujudan faktor-faktor yang ghaib. Walaupun al-Quran bukan kitab sains umpamanya tetapi pedoman-pedoman saintifik amat banyak untuk dijadikan rujukan tentang bukti kebenaran dan mukjizat yang amat besar ini.

Para remaja tidak harus memanfaatkan al-Quran dalam batasan tilawah dan hafazan semata-mata. Memang benar terdapat fadilat dari amalan tersebut tetapi fadilat yang lebih besar ialah al-Quran terkandung sumber ilmu yang amat bernilai untuk diteliti dan dikaji supaya darinya terbina pertunjuk yang mempedoman remaja ke jalan yang benar dan diredai.

Pada hari ini pengajaran agama terhadap remaja mengambil pendekatan umum dan tradisional hingga menyebabkan daya fikir remaja tidak berkembang, pemahaman maksud rohaniah menjadi terbatas, kesan penghayatan semakin menipis dan akhirnya akhlak Islamiah tidak terlihat dalam menghadapi cabaran semasa yang banyak mencabar asas logik dan rasional.

Ia menyebabkan sebahagian remaja tidak merasakan ajaran agama dan pendidikan al-Quran memungkinkan dirinya atau zaman dewasanya nanti berupaya menghadapi serangan pemikiran dari luar lingkungan kehidupan beragamanya atau menjadi keliru dalam menghadapi cabaran ideologi dan fahaman yang berbagai atau terjebak dalam arus memuja dan mengagumi budaya Barat yang negatif dan akhirnya menjadi bercelaru dan hilang arah dalam memahami makna hidup dan kehidupan yang sebenarnya.

Sedangkan al-Quran pada banyak tempat menyebutkan kepentingan akal dan kepentingan pancaindera untuk berfikir dan melihat sesuatu yang diciptakan dan terjadi serta merangsang hati supaya merasakan sesuatu mengenai kebesaran dan kekuasaannya.

Asas-asas saintifik amat nyata ditunjukkan oleh Allah menerusi al-Quran supaya para remaja mendapat pertunjuk-pertunjuk saintifik mengenai kebenaran pencipta dan perkhabaran tentang sumber ciptaan-Nya.

Meskipun al-Quran diturunkan kira-kira 1,400 tahun yang lalu kepada Rasulullah s.a.w, seorang yang ummi iaitu tidak boleh membaca dan menulis atau menghadiri sistem pendidikan sains seperti hari ini, namun kebenaran mukjizat saintifik terus dibongkar oleh para saintis Islam berabad-abad lamanya dan dibongkar oleh saintis zaman kini atau mula mengakui kebenaran mukjizat al-Quran yang memberikan petunjuk saintifik dan sebahagiannya kembali kepada ajaran tauhid yang fitrah.

Pemenang Hadiah Nobel, Albert Einstein pernah menyebutkan: “Sains tanpa agama adalah palsu dan agama tanpa sains adalah buta.”

Al-Quran bukanlah kitab sains tetapi terkandung signs atau ayat-ayat yang memberi petunjuk. Mengikut Dr. Zakir Naik seorang pendakwah terkenal dari India, terdapat lebih 1,000 ayat yang berhubung dengan sains. Petunjuk-petunjuk saintifik dalam al-Quran terkandung kebenaran dan fakta bukan sekadar hipotesis atau teori yang masih dalam kajian dan persoalan.

Amat penting bagi remaja memahami dan menginsafi tentang kebenaran al-Quran mengenai sains supaya darinya remaja dapat membina kekuatan iman dan keyakinan terhadap Pencipta dan menerusi jendela Qurani remaja boleh menjadi orang-orang yang bertakwa terhadap kebenaran dan fakta saintifik yang tidak boleh diragukan lagi.

Al-Quran 21:30 menyebutkan dengan jelas tentang kejadian alam semesta. Teori Dentuman Besar atau Big Bang yang dipercayai oleh para saintis kini menyebabkan berlakunya pembentukan galaksi. Ia berkembang menjadi bintang, planet, matahari, bulan dan sebagainya. Al-Quran juga menyebutkan tentang makna dukhan atau asap atau gas yang menjadi rujukan utama kepada fakta teori Dentuman Besar (al-Quran 41:11).

Pada zaman awal manusia percaya bahawa bumi ini rata. Al-Quran 31:29 dan 39:5 menyatakan dengan jelas tentang bumi ini bulat (spherical). Mereka juga percaya bahawa bulan bercahaya dan sumbernya sendiri sedangkan al-Quran 25:61 & 10:5 & 71:15-16 menyebutkan ia adalah pantulan dari cahaya matahari.

Al-Quran 51:47 juga menyebutkan tentang sifat alam jagat yang mengembang. Konsep musi’un dalam al- Quran menyatakannya dengan jelas dan ia diakui oleh para saintis seperti Edwin Hubble sejak tahun 1925 lagi mengenai kebenaran fakta saintifik al-Quran.

Konsep atom juga tersebut jelas dalam al-Quran 34:3 dengan rujukan zarah yang mengaitkan Allah mengetahui yang kecil dan besar malah sekecil zarah. Gunung-ganang sebagai pasak-pasak bumi (awtad) disebutkan oleh al-Quran 78:6-7 membayangkan pentingkan faktor penstabil bagi bumi bagi mengelakkan bumi dari bergoncang (al-Quran: 21:13).

Malah kalau diteliti lebih jauh, al-Quran memberi kita petunjuk tentang ilmu biologi, botani, zoologi, perubatan, fisiologi, embriologi, psikologi, sains, teknologi dan lain-lain. Bayangkan kalau para remaja mendekati al-Quran dengan jiwa tadabbur maka fakta dan kebenaran saintifik yang terkandung dalam al-Quran bakal membina keimanan dan keyakinan remaja tentang Allah, kejadian dan kebesaran-Nya.

Dari situlah bermula binaan akidah yang diterjemahkan dalam asas ibadah yang luas, berdiri atas faktor syariah yang terkandung maqasid atau maksud dan menghasilkan peribadi-peribadi yang memiliki akhlak tinggi yang memiliki jiwa rukuk dan sujud terhadap pencipta.

..dr sidek baba, utusan 04/01/2007..

MEMBONGKAR KELEBIHAN SAINTIFIK SOLAT

Membongkar kelebihan saintifik solat

HUBUNGAN ibadah solat secara rohaniah ditekankan dengan jelas di dalam al-Quran dan hadis serta buku-buku ilmiah. Betapa solat itu merupakan tiang agama dan diwajibkan ke atas umat Islam.

Bagaimanapun perkaitan ibadah solat secara saintifik seperti kesan pergerakan dalam setiap rakaat terhadap kesihatan tubuh badan masih terlalu sempit perbincangannya secara umum.

Hakikatnya, pada setiap pergerakan solat itu seperti qiyam, rukuk, sujud, duduk antara dua sujud dan tahiyat awal serta tahiyat akhir, tersembunyi pelbagai misteri saintifik terhadap kesihatan.

Misteri itulah yang cuba dirungkaikan menerusi buku ini dengan memberi penekanan kepada komponen sains kesihatan seperti komposisi badan, denyutan jantung, pinggang, otak, otot dan disfungsi ereksi (mati pucuk).

Menariknya buku ini, ia terhasil daripada cetusan idea Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi sendiri yang mahu melihat sebuah kajian dijalankan bagi membongkar kelebihan solat dari sudut saintifik.

Kajian itu kemudiannya dijalankan oleh tiga orang saintis dari Jabatan Kejuruteraan Bioperubatan Universiti Malaya (UM), Prof. Madya Dr. Fatimah Ibrahim, Prof. Dr. Wan Abu Bakar Wan Abas dan Ng Siew Cheok menerusi pembiayaan daripada Jabatan Perdana Menteri.

Secara umumnya, badan manusia terdiri daripada empat komponen utama iaitu tisu aktif, tisu tulang, air dan lemak dengan setiap satunya mempunyai fungsi-fungsi tertentu di dalam badan.

Kajian mengenai kebaikan senaman terhadap komposisi badan telah banyak dilakukan dan pakar kesihatan juga sependapat bahawa senaman berat atau ringan tetapi dilakukan secara kerap dapat membakar lemak badan dan karbohidrat.

Kesan yang sama juga dibuktikan menerusi pergerakan solat yang diumpamakan seperti melakukan senaman ringan dan dibuktikan dapat meningkatkan tahap ketahanan badan serta menghindarkan risiko penyakit jantung, tekanan, kolestrol dan penyakit lain.

Pergerakan rukuk misalnya, iaitu kedudukan tulang belakang yang lurus melintang atau 90 darjah dibuktikan dapat mengelakkan risiko penyakit tulang belakang dan penyakit arthritis. Ia disebabkan oleh pertambahan bendalir dalam sel yang terdapat pada sendi-sendi badan sekali gus melembutkan pergerakan sendi tersebut.

Kedudukan rukuk juga dapat melambatkan proses penuaan yang berlaku apabila meningkatnya tisu aktif selain menambah baik proses imbangan air dalam badan dan melancarkan fungsi buah pinggang.

Begitu juga tabiat membengkokkan ibu jari dalam kedudukan sujud dan duduk semasa tahiyat yang dapat meningkatkan kadar pembakaran lemak dan membuang lemak dalam badan, sekali gus merendahkan risiko penyakit jantung.

Keadaan sujud sesuai dengan tarikan graviti yang akan menyebabkan lebih banyak darah mengalir ke otak.

Dinding dan urat-urat nadi otak dapat menerima lebih banyak darah berbanding keadaan biasa dan dengan bekalan oksigen mencukupi, otak akan menjadi lebih sihat dan cerdas.

Nilai kadar denyutan jantung nominal semasa sujud juga baik untuk kesihatan jantung khususnya dan kesihatan badan secara keseluruhannya. Posisi sujud dalam solat merangsang kadar denyutan jantung yang sihat dan tambahan kepada masa rehat.

Ia juga memanjangkan hayat jantung serta dapat menghindarkan pengecilan salur-salur darah yang membawa penyakit kepada arteriosklerosis.

Daripada sudut kesihatan seksual pula, solat telah dibuktikan mampu memberikan kesan positif kepada pesakit yang mengalami disfungsi ereksi.

Kajian yang dilakukan menunjukkan pesakit yang pada mulanya langsung tidak mendapat ereksi ketika tidur mula menunjukkan perubahan dengan satu ereksi selepas proses intervensi solat selama sebulan.

Malah, kajian berasingan dalam tempoh yang sama juga menunjukkan bilangan ereksi pesakit, isipadu darah serta tempoh ereksi turut meningkat secara mendadak.

Menariknya, solat turut memberi kelebihan kesihatan lain iaitu ia mampu meningkatkan bendalir dalam sel (ICW) serta menurunkan rintangan dan bendalir luar sel (ECW). Secara saintifiknya, bendalir dalam sel yang tinggi akan melancarkan pengaliran darah dalam badan terutamanya ke saraf otak yang akan mendapat bekalan oksigen yang tinggi seterusnya memberi ketenangan secara fizikal dan emosi kepada pendiri solat.

Lebih daripada itu, solat juga dibuktikan mampu meningkatkan penumpuan dan daya ingatan. Menerusi solat, otak diberikan satu keadaan untuk bersedia dalam menghadapi tugas pemikiran yang mencabar. Malah, selepas melakukan solat, seseorang itu akan menjadi lebih berwaspada untuk bertindak balas terhadap sebarang rangsangan.

Bagaimanapun perlu untuk diingatkan, kelebihan solat ke atas kesihatan seperti yang dibuktikan menerusi buku ini perlu menepati ciri-ciri tertentu dan sudah semestinya mengikut ajaran Islam yang sebenar. Ia termasuk mengerjakan solat lima waktu dalam sehari.

...rencana utusan 07/07/08...

JANGAN LEBIH LAJAK DARI LAJU

Setiap insan ada kelemahan yang tersendiri. Sedikit ataupun banyak. Dosa ada berbagai jenis, kecil dan besar. Seorang insan biasanya tidak dapat lari dari jatuh ke dalam daerah-daerah dosa. Sama ada yang besar atau yang kecil. Jika tidak dosa itu pada tindakan atau perbuatan anggota badan, ia kadang-kala pada jantung hati dan perasaan seperti takabur, riyak, buruk sangka dan berbagai lagi.

Tiada anak Adam yang suci tanpa disentuh oleh dosa. Bak kata Nabi s.a.w:

“Setiap anak Adam membuat salah. Sebaik-baik yang membuat salah ialah yang bertaubat”. (Riwayat al-Tirmizi dan Ibn Majah, dinilai hasan oleh al-Albani).

Cumanya, atas rahmat Allah, Dia menutup kelemahan kebanyakan insan. Maka tampillah insan itu tampak bersih dan suci pada sangkaan manusia, namun hanya Allah Yang Maha Mengetahui mengenai hakikat diri seseorang.

Sebab itu, insan bukan sahaja disuruh selalu beristighfar dan bertaubat untuk kesalahan dirinya, tetapi juga jangan menghukum kedudukan syurga dan neraka orang lain secara putus. Kita mungkin boleh menyatakan ini perbuatan dosa, ini pula perbuatan pahala. Orang ini berakhlak baik, orang itu berakhlak buruk. Orang ini menzahirkan maksiat, orang itu menzahirkan ibadah. Sekadar itulah penilaian. Namun, untuk menyatakan si fulan itu pasti ahli neraka, atau si fulan itu pasti ahli syurga, maka untuk bukan urusan kita.

Dosa Pahala

Hanya Allah dan rasulNya yang berhak. Kita tidak pasti melainkan apa yang zahir seperti jika seseorang mati dalam kekufuran setelah datang kepadanya penerangan iman dan Islam yang secukupnya, atau mati dalam maksiat yang jelas. Maka nas al-Quran dan Sunnah menyatakan dia ahli nereka. Itupun hanya pada penilaian zahir sahaja, mungkin dia bersyahadah sendirian sebelum menemui Allah, kita tidak tahu.

Pelaku maksiat juga demikian, pada zahirnya maksiat adalah faktor yang membawa seseorang ke neraka. Namun, kita tidak tahu, mungkin seseorang itu di samping maksiatnya, ada kebaikan yang dibuat yang mungkin mampu memadamkan dosanya di sisi Allah. Mungkin juga dia bertaubat tanpa kita tahu. Hanya Allah yang menentukan kedudukannya. Ini tidak menghalang kita untuk menyatakan yang salah itu salah, dosa itu dosa.

Kita akan membantah kemaksiatan yang dilakukan kerana itu tanggungjawab agama, namun kita tidak akan melaknat individu berkenaan dan menentukan dia semestinya ahli neraka. Fanatik dan permusuhan yang melampaui batas, kadang-kala menyebabkan seseorang terlajak dalam menghukum orang lain.

Inilah yang berlaku di kalangan golongan Khawarij yang me’neraka’ seseorang hanya kerana satu dosa. Inilah juga yang berlaku dalam golongan fanatik agama dalam berbagai aliran dan kepartian yang me‘neraka’kan orang lain hanya kerana satu dosa yang dicanangkan. Padahal sepatutnya, memadai dengan menegur dan menghalang kesalahan atau dosa, namun jangan membuat keputusan tentang kedudukannya di sisi Allah.

Jangan melampau dalam menghukum orang lain. Dalam hadis al-Imam al-Bukhari, Rasulullah s.a.w mengajar kita hakikat ini.

“Seorang lelaki bernama ‘Abdullah, digelar ‘himar’ (kaldai). Dia pernah menyebabkan Rasulullah s.a.w ketawa. Juga pernah Nabi s.a.w. menyebatnya (menjatuhkan hukuman) disebabkan kesalahan meminum arak. Pada suatu hari dia ditangkap lagi (disebabkan kesalahan meminum arak), maka baginda pun menghukum lalu dia disebat. Seorang lelaki berkata: “Ya Allah! Laknatilah dia, alangkah kerap dia ditangkap”. Lantas Nabi s.a.w pun bersabda: “Jangan kamu semua melaknatinya! Demi Allah apa yang aku tahu dia mencintai Allah dan RasulNya”. (Riwayat al-Bukhari)

Bagaimana mungkin orang yang meminum arak boleh mencintai Allah dan RasulNya?. Tidakkah Rasulullah s.a.w sendiri bersabda:

“Allah melaknat arak, peminumnya, penghidangnya, penjualnya, membelinya, pemerahnya, meminta agar ia diperah, pembawanya dan orang yang ia dibawa kepadanya” (Riwayat Abu Daud dan Ibn Majah, dinilai sahih oleh al-Albani).



Jawapannya, bukan semua yang meminum arak atau apa-apa maksiat itu membenci Allah dan rasulNya. Maksiat adalah dosa dan kelemahan dirinya. Namun tidak semestinya, pelaku maksiat membenci Islam. Maksiat membawa ke neraka, namun bukan semesti seorang pelaku maksiat tidak melakukan pahala dalam perkara yang lain yang akhirnya Allah akan menentukan timbangan antara keduanya.

Betapa ramai insan yang nampak peribadinya lemah, tetapi jiwanya masih sayangkan Allah dan rasulNya, sayangkan Islam dan marah jika Islam dan kaum muslimin dihina dan dianiayai. Ya, Rasulullah s.a.w melaknat peminum arak dan yang terlibat dengannya. Pelaknatan itu secara umum, namun apabila penentuan secara individu maka penilaian khusus hendaklah teliti. Setiap insan mempunyai latar dan situasi yang berbeza. Maka kita jangan ‘terlebih lajak daripada laju’.

Di sebalik itu, orang zahirnya beramal dengan amalan agama maka pada zahir dia beramal dengan amalan ahli syurga. Namun kita tidak tahu niatnya; ikhlas atau riyak, atau tujuan tersembunyinya. Kita tidak tahu jiwanya; bongkak atau tawaduk, tauhid atau syirik. Di mana kesemua itu faktor yang mengheret seeorang ke neraka. Mungkin juga ada dosa atau kezalimannya terhadap insan lain sehingga Allah mengambil segala pahalanya sebagai gantian.

Nabi s.a.w pernah bertanya para sahabat baginda :

“Tahukah kamu siapakah orang yang muflis?” Jawab mereka: “Orang yang muflis dalam kalangan kami ialah sesiapa yang tiada dirham dan tiada harta”. Sabda baginda: “Orang yang muflis dalam umatku ialah sesiapa yang datang pada Hari Kiamat nanti bersama solat, puasa, zakat, juga dia pernah memaki seseorang, menuduh seseorang, memakan harta seseorang, menumpah darah seseorang dan memukul seseorang. Lalu diberikan kepada orang ini dan itu pahalanya. Jika pahala-pahalanya habis sebelum sempat dilangsaikan kesalahannya, maka diambil dosa-dosa mereka dicampakkan ke atasnya lantas dicampakkan dia ke dalam neraka” (Riwayat Muslim).



Ini bukan perkara pelik, ada orang yang kadang-kala berzikir dan bertahmid sebelum berucap atau berceramah, namun apabila habis dia berzikir dan bertahmid, dia memaki hamun orang lain bagaikan tiada sempadan agama.

Rahsia

Kehidupan sangat luas. Kita membenci dan melarang perbuatan buruk dan maksiat kerana itu adalah dilarang oleh agama. Amalan buruk membawa ke neraka. Namun, kita tidak menetapkan untuk seseorang secara individu syurga atau neraka. Amalan baik membawa ke syurga. Kita menyokong dan membantunya.

Namun kita juga tidak tahu hakikat sebenar kedudukan orang tertentu yang beramal dengan amalan baik, apakah dia ke syurga atau ke neraka. Kita berbaik sangka dan mengharapkan syurga untuknya. Tapi, kita tidak tahu setiap perkara di sebalik tabir kehidupannya. Hanya Allah Yang Maha Tahu kesudahan dan rahsia hidup setiap insan, kita tidak boleh berlebihan dalam menghukum melainkan ada nas yang jelas untuk seseorang seperti para nabi, orang-orang soleh tertentu dan para sahabat yang disebut dalam al-Quran ataupun sunnah. Demikian mereka yang ditetapkan nereka oleh Allah dan rasulNya seperti Iblis, syaitan, Fir’aun, Abu Lahab, Abdullah bin Ubai dan lain-lain.

Orang yang Allah dan rasulNya tidak khabarkan kedudukannya, kita tidak tahu. Kita disuruh mendoakan keampunan kaum muslimin yang meninggal. Kita melaknat maksiat secara umum, namun kita tidak disuruh melaknat individu pelaku maksiat secara khusus. Urusan setiap insan dengan Tuhannya.

Mungkin dia telah memohon ampun, mungkin dia mempunyai pengecualian yang hanya Allah mengetahuinya, mungkin dia telah dikifarah di dunia dan dia akur, mungkin dia mempunyai kebaikan yang lain yang Allah sangat redha, mungkin orang lain pula telah menzaliminya lalu pahala diberi kepadanya, atau mereka diberi dosanya. Hanya Allah Yang Mengetahui di balik tabir kehidupan. Kita jangan lebih lajak daripada laju.

...Dr. Asri Zainul Abidin FB

Rabu, 13 Januari 2010

GEJALA GEJALA PENYAKIT ROHANI

PENGERTIAN ROHANI

Perkataan rohani dalam bahasa Malaysia sering dikaitkan dengan: hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan sebagai suatu unsur peribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan. Gejala itu misalnya: menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat, berfikir, berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan sebagainya.

Imam Ghazali dalam kitab Ihyaulumiddin menerangkan bahawa roh itu ada dua makna. Pertama berupa jenis yang halus dan bersumber dari rongga hati jasmani dengan perantaraan otot-otot dan urat yang bermacam-macam tersebar ke seluruh bahagian-bahagian badan. Kedua, ianya berupa sifat halus pada manusia yang dapat mengetahui sesuatu dan dapat menangkap segala pengertian. Banyak pengertian yang dikemukakan mengenai jiwa namun begitu belum ada yang dianggap memuaskan.

Keterangan tentang adanya penyakit rohani itu dikemukakan di dalam Al-Quran antaranya:

Firman Allah yang bermaksud:

‘Dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah tambah penyakit mereka dan adalah bagi mereka siksaan yang pedih dengan sebab apa-apa yang mereka dustakan’.

(Al-Baqarah, ayat 10)

LEMAH DAYA KERJA

Jika seseorang itu sihat rohaninya ia akan memiliki kemampuan beramal yang tinggi, ghairah bekerja dan bersemangat untuk maju dalam kebaikan. Sebetulnya orang yang mengidap penyakit rohani akan nampak kemundurannya dalam kemampuan bekerja,

hilang ghairah dan semangatnya untuk maju. Yang menonjol hanyalah kelemahan dan kemalasan.

TUMPUL FIKIRANNYA

Orang yang sihat rohaninya mudah menangkap kebenaran, hatinya selalu dipancari (nur) kebenaran. Adapun orang yang sakit rohaninya terlihat adanya kebodohan, kelemahan dalam berfikir sehingga susah menerima kebenaran. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

‘Tidakkah mereka mahu berjalan di muka bumi, supaya ada bagi mereka hati yang mereka boleh mengerti dengannya, atau telinga yang boleh mendengar dengannya. Sesungguhnya bukan penglihatan yang buta tetapi hati mereka yang ada di dalam dada itulah yang buta’.

(Al-Haj, ayat 46)

Mereka begitu susah menangkap kebenaran, sekalipun dengan perbandingan dan perumpamaan sahaja. Dalam hati mereka terdapat kotoran yang menutup mata hatinya. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :

‘Dan sesungguhnya Kami telah sediakan neraka Jahannam terhadap sejumlah jin dan manusia. Mereka yang mempunyai hati tetapi tidak mahu mengerti dengannya dan mempunyai mata tetapi tidak mahu melihat dengannya dan mempunyai telinga tetapi tidak mahu mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai’.

PENDANGKALAN RASA

Orang yang sihat rohaninya ialah orang yang begitu terkesan apabila mendapat nikmat dan rahmat Allah yang diterimanya dengan penuh syukur. Adapun bagi orang yang tidak pandai bersyukur dengan nikmat Allah dianggap sebagai memiliki perasaan dangkal dan kelemahan zauq. Pendangkalan rasa terhadap nikmat Allah itu dapat dipandang sebagai gejala penyakit rohani. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

‘Apabila kesukaran menimpa manusia, mereka seru Tuhan dalam keadaan berserah diri kepadaNya, kemudian apabila ia rasakan kepada mereka rahmat daripadaNya, tiba-tiba segolongan daripada mereka menyekutukan Tuhan mereka.’

(Rum, ayat 33)

GELISAH DAN KELUH KESAH

Orang yang sihat rohaninya, terdapat ketenangan pada air mukanya. Sebaliknya orang yang mengalami gangguan penyakit rohani, terdampar pula melalui sikapnya yang diliputi kegelisahan dan keluh kesah. Kegelisahan dan keluh kesah itulah yang merupakan pencerminan daripada ketidak stabilan mental.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :

‘Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat gelisah. Apabila bahaya mendatangani dia keluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan amatlah kedekutnya. Kecuali orang yang mengerjakan sembahyang. Yakni mereka yang tetap dalam sembahyangnya’.

(Al-Maarij, ayat 19-23)

LIAR TERHADAP KEBENARAN

Salah satu daripada tanda ketenangan jiwa ialah kecenderungan mencari dan menerima kebenaran dan menolak kebatilan. Fikirannya tenang dan sentiasa mempertimbangkan sesuatu itu dengan baik. Sebaliknya orang yang liar terhadap kebenaran dan tidak senang mendengarkan mutiara-mutiara hikmah dapat dipandang sebagai orang yang terkena penyakit rohani.

Allah s.w.t. berfirman yang ertinya:

‘Apakah di dalam hati mereka ada penyakit, atau mereka ragu ataupun mereka khuatir kalau-kalau Allah dan RasulNya menganiaya mereka. Tidak! Bahkan mereka itulah orang yang zalim.

(An-Nur, ayat 50)

BURUK SANGKA

Salah satu daripada tanda penyakit rohani ialah prasangka-prasangka yang buruk, antara lain anggapan yang bukan-bukan terhadap Allah dan RasulNya. Firman Allah yang bermaksud:

‘Dan ingatlah ketika orang munafik dan orang yang dihatinya ada penyakit berkata: ‘Allah dan RasulNya tidak menjanjikan kepada kita melainkan tipuan.’

(Al-Ahzab, ayat 12)

Selain mempunyai prasangka yang buruk terhadap Allah dan RasulNya, ia juga mempunyai prasangka yang buruk dan suka curiga terhadap orang lain tanpa alasan.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

‘Wahai orang yang beriman, tinggalkanlah sebahagian besar daripada sangka-sangka, kerana sebahagian daripada sangka-sangka itu dosa.’

(Al-Hujarat, ayat 12)

SUKA MENGHASUT (FITNAH)

Jika orang yang sihat rohaninya selalu rindukan ketenangan, kedamaian dan ketenteraman, sebaliknya orang yang berpenyakit rohani kadangkala suka menghasut dan menimbulkan pergaduhan dan keributan. Sebab itulah sikap suka menghasut dan menimbulkan kegemparan di dalam masyarakat dapat dipandang sebagai penyakit rohani. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

‘Sesungguhnya kalau orang munafik dan mereka yang dihatinya ada penyakit dan penggempar-penggempar (penghasut-penghasut) di Madinah tidak menghentikan (kegiatannya) sudah tentu kami akan perintahkan engkau menyerang mereka, kemudian mereka tiada dapat tinggal berjiran dengan engkau kecuali sementara waktu saja.’

(Al-Ahzab, ayat 60)

MENARUH HATI TERHADAP WANITA YANG SUDAH BERSUAMI

Salah satu gejala daripada ketidak-normalan jiwa ialah sikap menaruh hati dan berkeinginan terhadap wanita-wanita yang sudah mempunyai suami. Kerana itulah, maka Allah memberi nasihat kepada isteri-isteri Nabi s.a.w. Firman Allah s.w.t. bermaksud:

‘Hai isteri-isteri Nabi! Kamu tidak sama dengan seorangpun dari wanita-wanita lain jika kamu berbakti. Maka janganlah kamu berlembut kata (kepada lelaki lain), kerana akan menaruh harapan (akan timbul keinginan) orang yang hatinya ada penyakit melainkan ucapkanlah perkataan yang sopan.’

(Al-Ahzab, ayat 32)

Di antara ahli tafsir ada yang mentafsirkan pengertian penyakit dalam ayat tersebut sebagai syahwat zina. Keterangan ini logik kerana orang yang normal fikirannya tentu dapat membezakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram. Adapun orang cenderung kepada hal-hal yang tidak wajar dan menyimpang dari nilai-nilai moral maka ia dipandang sebagai kelakuan yang tidak normal.

KEROSAKAN YANG DITIMBULKAN OLEH PENYAKIT ROHANI

Setiap orang merasakan dan mengetahui betapa buruknya akibat-akibat penyakit jasmani yang menimpa seseorang. Tetapi penyakit rohani sebenarnya mempunyai akibat-akibat buruk yang lebih serius daripada penyakit jasmani. Antaranya ialah:

1. MENGGANGGU KETENANGAN

Orang yang berpenyakit rohani tidak akan dapat menikmati ketenangan hidup. Hal ini bererti mencelakakan dan meruntuhkan kebahagian. Hanya orang yang sihat rohani sajalah yang dapat menikmati ketenangan dan kebahagiaan.

2. MENJAUHKAN DIRI DARI TUHAN

Penyakit rohani dalam istilah lain disebut ghibah, sifat buruk, muhlikat, sifat buruk yang merosakkan atau ahlqul mazmunah yakni akhlak yang tercela. Sifat dan sikap mental yang demikian amat tidak diredai oleh Allah dan diperhitungkan sebagai dosa; misalnya munafik, iri hati, sombong, dan lain-lainnya. Dengan demikian memiliki sifat dan sikap tersebut bererti membuat diri dimurkai dan kian jauh dari Tuhan.

3. MELUMPUHKAN DAYA KERJA

Jika orang yang sihat rohaninya dia akan dapat bekerja dengan tekun dan beramal kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya sebagai bakti kepada Allah dan ihsan kepada sesama manusia. Sebaliknya orang yang berpenyakit rohani, daya kerjanya lumpuh dan tidak sanggup melakukan sesuatu yang penting dan bernilai dalam pembangunan. Jika seseorang hanya pandai merosak tetapi tidak pandai membangun maka dapatlah dipandang orang itu sebagai sampah masyarakat bahkan lebih buruk daripada sampah.

4. MEROSAKKAN JASMANI

Ahli-ahli di bidang kesihatan pada umumnya sependapat bahawa penyakit-penyakit rohani mengakibatkan berlakunya kerosakan pada jantung, tekanan darah, saraf, paru-paru dan sebagainya. Gangguan mental menyebabkan orang merasa tidak enak makan, dan tidak dapat tidur. Apabila penyakit rohani itu berlarutan tanpa ada usaha pengubatan dan pencegahan, maka akan membahayakan dirinya sendiri mahupun bagi orang lain.

Apabila penyakit itu kian bertambah berat, sehingga ke tahap membahayakan orang lain serta tidak dapat lagi memahami kenyataan-kenyataan hidup maka orang itu pasti terkena tekanan penyakit gila atau janun.

MENGUBATI MULUT CELUPAR

Mengubati Mulut Celupar


Adakah anda sedar anda bermulut celupar? Pernahkah anda berusaha untuk berubah tetapi tidak berjaya? Artikel ini membincangkan teknik mengubati penyakit mulut celupar daripada Al-Quran, khusus untuk mereka yang berniat untuk berubah, Insya Allah.

Rasulullah telah meninggalkan beberapa petua untuk mengubati penyakit lisan. Petua ini berguna untuk mengubati penyakit-penyakit lain seperti suka memfitnah, mengumpat, menipu, bercakap kotor dan sebagainya selain mulut celupar.

Pertama, nabi menyuruh diam. Sahabat Abu Syuraih Al-Khuza’iy r.a. menyatakan bahawa nabi pernah berpesan, “Sesiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia bercakap hanya perkara yang baik atau diam.”

Kemudian, nabi menyuruh kita berzikir bagi mengimbangi aktiviti lidah. Kebanyakan dari kita menggunakan lidah untuk kemudahan dan kepentingan diri dan terlupa memuji pencipta lidah setiap hari. Kata-kata yang dihasilkan oleh lidah dalam memuji pencipta lidah lebih sedikit berbanding dengan kata-kata yang dihasilkan ketika berkomunikasi sesama kita. Menurut sahabat Ibnu Umar, nabi pernah berkata, “Janganlah kamu banyak bercakap tanpa berzikir kepada Allah, kerana sesungguhnya banyak bercakap tanpa berzikir kepada Allah mengakibatkan kerasnya hati, dan orang yang paling jauh dengan Allah adalah orang yang paling keras hati.

Berhubung dengan zikir, menurut rekod Imam Bukhari, nabi telah menyatakan, “Ada dua kalimat yang paling disukai Yang Maha Pengasih. Sangat mudah diucapkan tetapi sangat berat dalam timbangan. Kedua-dua kalimat itu adalah ’subhanallah wa bihamdihi’ dan ’subhanallah hil azim’.” Kedua-dua kalimat ini membawa maksud ‘Maha suci Allah dan segala pujian kepadaNya’ dan ‘Maha suci Allah yang Maha Besar.’ Di dalam riwayat lain diceritakan, sesiapa yang membaca “subhanallah wabihamdihi” 100 kali sehari, maka semua doasanya diampunkan oleh Allah, meski pun sebanyak buih di lautan.

Ketiga, sahabat Huzaifah r.a. pernah mengadu kepada Rasulullah s.a.w tentang keburukkan yang ada pada lisannya. Maka Rasulullah bersabda, “Bagaimanakah engkau dengan istighfarmu wahai Huzaifah? Sesungguhnya aku beristigfar kepada Allah s.w.t.seratus kali setiap hari.” Istighfar bermaksud memohon ampun. Ucapan istighfar yang dimaksudkan adalah sekurang-kurangnya dengan mengucapkan, “Astaghfirullahazim” disertakan “perasaan menyesal” di dalam hati. Jika nabi yang maksum dan yang baik tutur kata beristighfar kepada Allah sebanyak itu, bagaimana pula agaknya jumlah kuantiti istighfar orang yang mempunyai penyakit lisan?

Wallahu’alam. Selamat mencuba :)


...post by khaulah insyirah di Bicara Muslim...

Isnin, 11 Januari 2010

WUJUDKAH HANTU?

SOALAN:

Wujudkah hantu? Tidakkah syirik atau khurafat mempercayainya?


JAWAPAN:

Hantu memang wujud. Sama ada syirik, khurafat ataupun tidak, bergantung kepada pemahaman kita.

Pertama- Untuk menjelaskan hal ini kita mengambil masyarakat Melayu sebagai contoh terhampir.

Kedua- Kita kena mengenal apa yang disebut ‘hantu’ oleh masyarakat Melayu. Sekurang-kurangnya ada empat bangsa hantu yang dikenal di alam Melayu iaitu:


1. Daripada bangsa jin

2. Daripada bangsa manusia

3. Daripada bangsa haiwan

4. Daripada bangsa alam


Perkataan ‘jin’ mungkin sekali berasal daripada bahasa Arab, dibawa masuk ke alam Melayu bersama-sama kedatangan agama Islam. Sebelum itu orang Melayu menyebut jin dengan nama yang lain dan salah satunya ialah ‘hantu’.


Jin terdiri daripada pelbagai jenis dan rupa. Masyarakat Melayu menamakan jin-jin itu mengikut jenis-jenisnya. Jin yang besar dan kuat disebut hantu raya, jin yang buah dadanya panjang disebut hantu kopek, jin yang seperti rupa kanak-kanak kecil disebut hantu toyol, jin perempuan yang mengilai-ngilai dipanggil hantu langsuir atau hantu pontianak, jin yang digunakan untuk merasuk orang dipanggil hantu polong ataupun hantu pelesit, jin yang tinggal di tanah disebut jin tanah, jin yang tinggi melangit disebut hantu galah dan macam-macam lagi.


Semua jenis jin ini dicipta oleh Tuhan dan kita mesti percaya akan kewujudannya kerana ia termasuk dalam perkara-perkara ghaib. Bukan orang yang percaya itu yang salah tetapi yang tidak percaya akan kewujudan makhluk inilah yang salah. Bukankah dalam al-Quran pun ada disebut tentang jin? Itu kan bukti kewujudannya dan bukti Tuhan mahu kita percaya akan kewujudannya?


Hantu yang kedua ialah daripada bangsa manusia. Antaranya orang-orang yang menuntut ilmu-ilmu salah hingga menjadi orang minyak, hantu harimau, serigala jadian, hantu penanggal dan lain-lain. Kadang-kadang manusia misteri yang nampak menakutkan juga disebut hantu termasuklah makhluk asing.


Hantu jenis ketiga ialah dari kalangan haiwan. Contohnya haiwan ganjil yang menakutkan orang ramai. Juga bigfoot.


Jenis keempat ialah alam. Biasanya jenis ini disangkakan hantu. Bahagian belakang daun pisang yang terkena cahaya pada waktu malam gelap akan kelihatan seperti lembaga yang menakutkan. Ia disebut hantu. Ada gua-gua yang menerima tiupan angin dan menghasilkan bunyi yang mengerikan, disebut juga bunyi hantu. Dahan dan ranting pokok yang melambai-lambai ada juga disebut hantu.


Kesimpulannya, hantu memang wujud dan mempercayai kewujudannya tidaklah khurafat ataupun syirik, bahkan memang dituntut agama supaya percaya.


Kepercayaan ini akan jadi khurafat dan syirik jika kita percaya 4 jenis bangsa hantu di atas tadi mampu memberi manafaat ataupun mendatangkan mudarat pada hakikatnya. Pada syariatnya, memang makhluk-makhluk Allah mampu memberi bekas seperti pisau yang menghiris, anjing yang menggigit, tanah runtuh yang mempenyet dan melemaskan, bau cempaka yang mengharumkan, langgaran kereta yang menyakitkan dan sebagainya. Tetapi pada hakikatnya Allah yang berkuasa memberikan kesan.

...alexanderwarthen..

WAKTU YANG BAIK UNTUK BERDOA

• Pada malam qadar (sepuluh malam terakhir dalam bulan Ramadhan)
• Pada hari Arafah ( 9 Zulhijjah di kala jemaah haji wukuf di Arafah)
• Pada bulan Ramadhan
• Pada malam Jumaat
• Pada hari Jumaat
• Waktu berjumaat, lebih-lebih lagi ketika imam duduk di mimbar sampai imam mengucapkan salam
• Pada tengah malam
• Seperdua malam yang kedua (sesudah jam 12 malam)
• Sepertiga malam yang pertama (jam 6 sampai 10 malam)
• Sepertiga malam yang terakhir (sesudah jam 2 malam)
• Pada waktu sahur (sebelum fajar)
• Sesudah berwuduk
• Ketika orang azan untuk sembahyang
• Antara azan dan iqamat
• Ketika orang mengucapkan iqamat
• Ketika berbaris (jalan bersama) menuju medan perang sabil
• Di dalam pertempuran di medan perang
• Di akhir tiap-tiap sembahyang fardu
• Pada waktu sedang sujud (dalam solat atau di luar solat)
• Ketika sedang membaca Al-Quran
• Setelah tamat membaca Al-Quran
• Ketika minum air zamzam
• Pada waktu ayam jantan berkokok (pda waktu pagi)
• Pada saat berkumpulnya kaum muslimin kerana agama
• Pada waktu berkumpul untuk berzikir (iaitu berkumpul untuk menyebut kebesaran Allah, bertakbir, bertahmid dan bertasbih, atau berkumpul membaca dan mempelajari Al-Quran, atau berkumpul menerima pelajaran agama Islam)
• Ketika menutupkan mata orang yang telah mati
• Pada waktu turun hujan

Jumaat, 1 Januari 2010

LELAKI..

LELAKI KACAK UNTUK DIDAMPINGI.


Di dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda yang
bermaksud:
"Pada hari Kiamat nanti, di hadapan Allah swt tidak
akan ada syafaat yang mempunyai taraf yang lebih
tinggi daripada Al-Quran, bukan Nabi,bukan malaikat
dan sebagainya".
Melalui hadis di atas kita dapat mengetahui bahawa
Al-Quran adalah pemberi syafaat yang mana syafaatnya
akan diterima Allah.


Terdapat satu riwayat menyatakan bahawa Apabila
seseorang itu meninggal dunia dan keluarganya sibuk
melakukan upacara pengkebumian, seorang yang kacak
akan berdiri di bahagian kepalanya.
Apabila mayat itu dikafankan, orang itu akan datang
mendiami antara dadanya dan kain kafan itu Bila
selesai dikebumikan, orang ramai termasuklah ahli-ahli
keluarga dan kekasih kita akan pulang ke rumah dan
datanglah dua malaikat;Munkar dan Nakir cuba untuk
memisahkan orang yang kacak itu supaya mereka dapat
membuat pertanyaan mengenai iman orang yang meninggal
dunia itu tanpa sebarang gangguan.Tetapi orang yang
kacak itu akan berkata :

"Dia adalah kawanku. Aku tidak akan meninggalkannya
berseorangan walau dalam keadaan apa sekalipun.
Jalankanlah tugas kamu tetapi aku tidak akan
meninggalkannya sehingga aku membawanya masuk ke
syurga!"

Selepas itu dia berpaling ke arah mayat sahabatnya dan
berkata:

"Akulah Al-Quran yang mana engkau telah membacanya
kadang kala dengan suara perlahan dan kadang kala
dengan suara yang kuat.""Janganlah engkau bimbang.
Selepas pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak
akan berasa dukacita lagi" Bila pertanyaan selesai,
orang yang kacak itu akan mengadakan untuknya satu
hamparan sutera yang penuh dengan kasturi dari
malaikat - malaikat dari syurga"

Alangkah indahnya dan bahagianya sekiranya orang itu
adalah kita. Kita tahu tentang tingginya syafaat
Al-Quran tetapi dengan mengetahuinya sahaja tanpa
berusaha untuk mendekati dan merebut syafaat itu kita
adalah orang-orang yang rugi. Cuba kita renungkan
sejenak diri kita sendiri. Ajal dan maut adalah
ketentuan Allah. Bila ia telah datang kita tidak akan
mampu memperlambatkan atau mempercepatkannya walaupun
untuk tempoh sesaat.
Dan apabila berada di alam kubur siapakah lagi ! yang
akan menemani kita jauh sekali memberi bantuan kecuali
amalan-amalan kita sewaktu di dunia. Allah telah
menjanjikan Al-Quran sebagai pemberi syafaat terulung
dan janji Allah itu adalah benar.

wallahua'lam
SEMOGA MEMBERI MANAFA'AT DAN DIBERI MANAFA'AT SERTA KEBERKATAN....